Demo Blog

Kuadran Hati Orang Tua

by Doni Masrul >>> Agama

Jika anak dibesarkan dengan celaan Ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan Ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan Ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan Ia belajar menyesali
Jika anak dibesarkan dengan toleransi Ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian Ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan dorongan Ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman Ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan Ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan Ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak dibesarkan dengan perlakuan yang baik Ia belajar keadilan.

Paparan semacam itu membuat saya bersyukur bahwa saya tidak dibesarkan dengan celaan, permusuhan, cemoohan, atau pun penghinaan dari orangtua saya. Disamping itu, saya juga bertekad kuat untuk tidak membesarkan anak-anak saya dengan virus-virus perusak jiwa berupa kata-kata negatif semacam itu.

Masalahnya, sekalipun orangtua tidak memberikan celaan, permusuhan, cemoohan, dan penghinaan, bukan berarti anak-anak mereka akan bebas dari hal-hal semacam itu. Sebab, celaan dan sebagainya itu bisa dan justru seringkali datang dari lingkungan hidup sekitar, entah itu embantu atau pengasuh bayi, pergaulan dengan tetangga, sekolah atau tempat kursus, juga dari tayangan televisi yang menyerang keluarga dirumahnya masing-masing. Dan orangtua tidak mungkin mampu menyaring segala bentuk informasi dan perlakuan yang menimpa anak-anak mereka.

Saringan yang demikian bukan saja tidak mungkin dilakukan, tetapi juga tidak perlu dilakukan. Sebab dari berbagai perlakuan dan ungkapan negatif, anak-anak kita juga perlu belajar bagaimana cara menyikapinya agar mereka tetap mampu memberi respon yang baik sesuai nilai-nilai dan keyakinannya sendiri (baca: menjadi proaktif).

Bagaimana pun mereka hidup dalam dunia yang bertabur celaan, banjir cemoohan, karib dengan nuansa permusuhan, dan penuh hinaan disana-sini. Jadi, anak2 bukan cuma perlu pujian, dorongan, dukungan, rasa aman, kasih sayang, dan hak-hak positif yang diungkapkan Nolte. Anak-anak juga memerlukan pendampingan dari orangtuanya untuk menyikap segala macam bentuk perlakukan dan perkataan yang ditujukan kepada mereka.

Dalam pengamatan saya yang terbatas, ada empat kelompok orangtua di dunia ini.

Pertama, kelompok yang tidak mampu memberikan uang sanggu (miskin harta), dan tidak mampu meluangkan waktu untuk bersama-sama (miskin waktu). Inilah orangtua yang miskin secara ekonomi, dan harus meninggalkan anak-anaknya dititipkan kepada tetangga, orangtua/mertua, ketika mencari nafkah. Pasangan pembantu dan supir angkot yang menitipkan anak mereka dikampung adalah contoh kelompok ini.

Kedua, kelompok yang mampu sebagian sangat mampu memberikan sangu (kaya harta), tapi tak bersedia memberikan waktu (miskin waktu). Inilah kelompok orangtua yang kaya secara ekonomi, sibuk dengan berbagai agendanya sendiri, dan menyerahkan anak-anak mereka dibesarkan oleh orang-orang bayaran (pengasuh, pembantu, supir, tukang kebon, juru masak, dsb). Bagi mereka ada semacam persepsi dasar bahwa membesarkan anak berarti sekadar membayar.

Makin banyak yang mereka bayar, mereka merasa makin tuntas memainkan perannya sebagai orangtua. Amat boleh jadi mereka sendiri dibesarkan dengan cara yang mirip, sehingga ini cuma soal proses duplikasi/peniruan saja. Orangtua jenis ini menempatkan posisi anak-anak di dompet mereka. Anak-anak mereka menikmati fasilitas yang paling lengkap, mainan tak pernah habis, pakaian bagus tak pernah hilang dari lemari, sekolah-sekolah terbaik mereka masuki, kursus-kursus terbaik mereka nikmati, hanya orangtuanya yang jarang bersama mereka.

Ketiga, kelompok yang tak seberapa mampu memberikan sangu (miskin harta), tetapi berusaha keras memberikan waktu (kaya waktu). Inilah kelompok orangtua yang rajin mengantar anak-anaknya ke sekolah, kursus, ikut berenang bersama, liburan bersama, makan malam bersama, membaca/belajar bersama, menemani tidur. Orangtua jenis ini menempatkan anak-anak dihati mereka. Mereka melihat apa atau siapa yang bisa membuat anak-anaknya tertawa terpingkal-pingkal. Mereka juga tahu apa atau siapa yang membuat buah cinta mereka menangis tersedu-sedu. Anak-anak memiliki banyak kenangan bersama dengan orangtua jenis ini. Perhatian yang melimpah dari orangtuanya membuat mereka lebih berkembang kecerdasan emosinya.

Keempat, kelompok yang mampu memberikan sangu (kaya harta) dan juga bersedia memberikan waktu untuk bersama anak-anak dalam banyak kesempatan (kaya waktu). Ini merupakan jenis orangtua ideal. Mereka memberikan bukan cuma fasilitas, melainkan juga perhatian yang melimpah. Sungguh amat beruntung anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua jenis ini. Dan karena ini bersifat ideal, jumlahnya mungkin amatlah langka.

Ketika saya mencoba menguraikan keempat kelompok orangtua diatas yang bisa digambarkan dalam bentuk kuadran saya bertanya-tanya pada diri sendiri orangtua macam apakah saya ini. Dan pertanyaan reflektif itu membawa saya pada penggalan syair yang ditulis penyair terkemuka dari Lebanon, Khalil Gibran, sebagai berikut:

Anakmu bukanlah anakmu, Mereka adalah putera kerinduan diri Sang Hidup Melaluimu mereka ada, namun bukan darimu Meskipun bersamamu, mereka bukan milikmu. Berikan kasih sayangmu, tetapi jangan paksakan pikiranmu. Sebab mereka berbekal alam pikiran sendiri. Berikan rumah untuk raganya, tetapi bukan jiwanya. Sebab jiwa mereka adalah penghuni masa depan Yang tiada dapat kau gapai sekalipun dalam impian.

Wassalam...

Related Post :



2 komentar Baca Selengkapnya...

2 komentar

  • H. Asrul Hoesein

    Ass.Alaikum...Postingnya sangat bagus dan memberi pencerahan buat Orang tua dan anak (keluarga)...zaman sekarang ini memang perlu disebar info2 demikian karena sepertinya orang tua dan anak sdh semakin jauh jaraknya...Bagaimana ??? salam sukses sobat..Amin

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!

Doni Masrul'blog

Dapatkan info terbaru via Facebook Silahkan klik LIKE / SUKA

Powered By Blogger Widgets and Komputer dan Internet